Rabu, 03 Juli 2013

PENGALAMAN BURUK DALAM PELAYANAN INFORMASI



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

Dalam menjalani kehidupan dan dalam mengembangkan kemampuan dalam diri, kita sebagai individu sosial memerlukan berbagai informasi, baik untuk kehidupan sehari- hari yang kita jalani sekarang ataupun untuk perencanaan hidup kedepannya. Informasi tersebut dapat diperoleh dari berbagai sumber, seperti dari media lisan yaitu melalui perorangan, media tertulis, media cetak, media massa, media elektronik, dan media grafis. Juga melalui sumber formal dan informal.
Diperlukannya informasi bagi kita semakin penting mengingat kegunaan informasi itu sebagai acuan untuk bersikap dan bertingkah laku sehari- hari sebagai pertimbangan bagi arah pengembangan diri dan sebagai dasar pengambilan keputusan kita dalam bertindak.
Tapi, terkadang dalam melayani kita yang membutuhkan informasi, petugas layanan informasi tidak memberikan pelayanan yang memuaskan bagi kita sebagai pengguna yang membutuhkan informasi. Misalnya ketika saya di suatu tempat dimana saya sedang membutuhkan informasi, tetapi orang yang memberikan informasi kepada saya melayani dengan gaya komunikasi yang tidak baik, tidak ramah, dan bersikap seolah-olah dia tidak menginginkan kehadiran saya. Oleh karena itu dengan dibuatnya makalah ini oleh penulis, diharapkan para pembaca bisa menyikapi perlakuan yang diterima saat berhadapan dengan orang yang melayani kita saat membutuhkan informasi.
B. Rumusan Masalah
1. Pengalaman buruk seperti apa yang pernah penulis alami dalam suatu layanan?
2. Bagaimana seharusnya sikap petugas layanan informasi dalam memberikan pelayanan yang baik?
C. Tujuan
1.      Untuk mengetahui bagaimana seharusnya sikap petugas layanan informasi dalam memberikan pelayanan yang baik
2.       Menambah wawasan dan pengetahuan
3.       Berlatih menulis dengan cara yang baik dan benar
4.       Melatih membuat makalah yang sistematis dan benar
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengalaman Buruk Dalam Pelayanan Informasi
            Kejadian ini terjadi sekitar 2 minggu yang lalu. Waktu itu hari Kamis, 9 Mei 2013. Saat itu saya dan 6 orang teman pergi mengunjungi tempat penyewaan bus untuk wisata yang rencananya saya dan teman-teman satu Ikatan Mahasiswa akan melakukan tour ke Jogja pada hari Sabtu dan Minggu. Berarti waktu yang tersedia untuk mendapatkan bus Cuma 1 hari lagi. Ada sekitar 8 PO. Bus Wisata yang kita datangi, bermacam alasan dan pelayanan yang kita peroleh, kalau yang baiknya begini “mbak silahkan hubungi ke kantor pusat kita”, sedangkan yang tidak ramahnya “sekarang kan tanggal merah, ya kita nggak melayani lah, balik lagi aja ke sini besok”. Sampai magrib kita tidak mendapatkan bus.
            Ketika di pertengahan jalan ke PO selanjutnya, kita dihubungi oleh bapak petugas PO yang tadi memberi kontak kantor pusatnya, dengan ramahnya beliau memberi kabar bahwa ada bus yang bisa kita sewa untuk hari Sabtu dan Minggu. Saya dan teman-teman diberi alamat dan disuruh untuk datang ke kantor pusat penyewaan bus itu jam 8 malam. Sesampai dialamat yang diberi petugas itu, di sana ada seorang ibu, mungkin beliau lah pemilik persewaan bus wisata ini. Singkatnya saya simpulkan pelayanan yang diberikan oleh ibu ini kepada saya dan teman-teman sangat tidak baik. Kita menyimpulkan karena kata-kata yang kita terima begini:
Ibu             : tadi dikasih harga berapa?
Saya          : 4jt bu.
Ibu             : murah sekali, seharusnya itu 5,6jt
Saya          : jleb!
Ibu             : bayarnya 4jt cash ya!
Saya          : ini baru ada dp nya 1,5 jt bu
Ibu             : harusnya 4jt cash lo, besok pelunasannya sampai jam 4 ya!
*esok harinya:
Adik si ibu            : ada apa ya
Saya          : ini bu, mau ngelunasin uang yang kemaren
Adik si ibu            : kalian doang lo yang nggak bayar lunas, mana nota nya biar saya cap lunas. (bicaranya sambil berdiri)
            Kita senang akhirnya dapat menyewa bus dadakan untuk hari Sabtu dan Minggu. Tapi, kita tidak mendapatkan kepuasan dalam pelayanan yang sangat kita harapkan, walaupun hanya sekedar senyum sebagai obat letih kami berkeliling Semarang dari tengah hari sampai magrib. Sebagai orang yang melayani penyewa bus seharusnya si ibu dan adiknya bersikap ramah, dan berbicara sopan lah kepada saya dan teman-teman. Disini saya dan teman-teman merasa agak sakit hati dan kesal dengan sikap si ibu dan adik beliau.
B.     Sikap Petugas Layanan Informasi Dalam Memberikan Pelayanan yang Baik
Dari pengalaman buruk saya dalam mendapatkan pelayanan tersebut, agar tidak ada lagi pelayan yang seperti itu dan supaya terciptanya komunikasi yang efektif maka seharusnya sikap dalam melayani yang baik adalah sebagai berikut:
1.      Attentive (penuh perhatian): dalam melayani harus memahami apa yang diinginkan dan dibutuhkan pengguna informasi.
2.      Helpful (penuh pertolongan): dalam melayani harus benar-benar memberikan solusi dan bantuan bagi pengguna informasi.
3.      Polite (sopan): dalam melayani pengguna, tutur kata dan prilaku dalam melayani harus sopan sehingga tidak menyakiti perasaan pengguna informasi.
4.      Courtesy (melayani sepenuh hati): dalam melayani harus ikhlas, tulus tanpa ada paksaan dari siapapun juga.
5.      Respectful (menghargai): dalam melayani harus menghargai pengguna informasi, walaupun usia nya lebih kecil daripada kita.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
            Dari pengalaman saya tersebut bisa kita ambil pelajaran bahwa dalam memberikan pelayanan itu harus benar-benar baik, ramah, sopan, sehingga pengguna jasa kita mendapatkan kepuasan atas apa yang dibutuhkan telah terpenuhi dengan baik. Meskipun pengguna itu berusia lebih muda dari kita, pelayanan terbaik harus tetap diberikan, berbicara yang sopan, tidak seenaknya sehingga menyakiti perasaan pengguna layanan. Dengan kita bersikap baik maka akan terjalin komunikasi yang efektif dan silaturrahmi yang baik.
B.     Saran
Dengan adanya berbagi pengalaman penulis dan penjelasan mengenai sikap-sikap yang baik dalam memberikan layanan, diharapkan pembaca bisa mengambil pelajaran dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Penulis mengharapkan setelah membaca makalah ini pembaca dapat memahami dan kemudian dapat menjadi sebuah ilmu yang menambah wawasan kita tentang sistem pelayanan informasi yang baik dan menerapkannya.


Nama : Raihanul Jannah
NIM  : 13040112130026
Kelas : A
Jurusan : Ilmu Perpustakaan
Judul : Pengalaman Buruk Dalam Pelayanan Informasi
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS DIPONEGORO

makalah sistem pelayanan perpustakaan



PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sistem peminjaman merupakan bagian dari sistem pelayanan perpustakaan. Peminjaman adalah salah satu dari berbagai kegiatan pelayanan yang diberikan perpustakaan kepada pembacanya
Akan tetapi sampai saat ini menurut kenyataan yang ada, sistem peminjaman perpustakaan masih kurang dipahami dan dimengerti oleh banyak orang. Padahal sistem peminjaman di perpustakaan adalah sangat penting, sebab bertujuan  agar bahan yang dipinjamkan tidak hilang, selalu paham dimana buku yang dipinjamkan berada dan dipergunakan oleh siapa. Sistem peminjaman haru disusun secara sistematis. Oleh karena itu dengan dibuatnya makalah ini oleh penulis, diharapkan para pembaca bisa lebih memahami dan mengerti betapa pentingnya mengenai sistem peminjaman di perpustakaan.
B.      Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :
v  Apa saja sistem pelayanan perpustakaan?
C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui sistem pelayanan perpustakaan
2.       Menambah wawasan dan pengetahuan
3.       Melatih menulis dengan cara yang baik dan benar
4.       Melatih membuat makalah yang sistematis dan benar

PEMBAHASAN
Sistem Pelayanan Perpustakaan
Sehubungan dengan sistem peminjaman perpustakaan, kita perlu mengetahui tentang sistem pelayanan perpustakaan. Ada dua sistem pelayanan perpustakaan, yaitu sistem layanan terbuka dan sistem layanan tertutup.
1.      Sistem Pelayanan Tertutup
Pada koleksi ini buku tertutup bagi pembaca, dalam arti mereka tidak boleh langsung mengambil buku di rak perpustakaan. Perpustakaan akan mengambilkan buku untuk mereka. Pembaca mengisi sebuah formulir untuk menuliskn judul buku, pengarang, dan nomor panggil buku yang akan dipinjam.
Perpustakaan yang memilih sistem layanan tertutup, pustakawan juga bertugas penyusuna buku di rak, hanya saja pada sistem pelayanan ini yang mengambil dan mengembalikan buku adalah pustakawan. Maka dari itu pustakawan dituntut memahami koleksi dan perpustakaan harus mempunyai pustakawan yang cukup agar para pemakai tidak menunggu terlalu lama untuk memperoleh pustaka yang diinginkan.
Terdapat beberapa keuntungan yang diperoleh dengan sistem pelayanan tertutup, antara lain adalah buku tetap tersusun rapi di rak, karena tidak banyak tangan yang menjamahnya, tidak banyak buku yang hilang sebab hanya petugas yang boleh menuju rak. Namun ada juga kelemahannya, antara lain yaitu pemakai menuggu terlalu lama bahan pustaka yang diinginkan, karena jumlah pustakawan terlalu sedikit dalam melayani pemakai.
2.       Sistem Pelayanan Terbuka
Pada sistem pelayanan terbuka pembaca dipersilahkan masuk ke ruang koleksi perpustakaan dan memilih bahan pustaka yang mereka minati. Dengan sistem ini pembaca memperoleh kesempatan untuk sekedar membaca-baca di rak dan bisa mengetahui berbagai alternatif yang bisa diambil dalam mendukung penelitiannya.
Perpustakaan yang memilih sistem pelayanan ini sebagai konsekuensinya para pustakawan harus menjaga agar susunan koleksi tetap sistematis, yaitu dengan cara tidak memperkenankan pengguna perpustakaan memasukkan sendiri koleksi yang telah dibacanya ke dalam rak. Keadaan tersebut memerlukan tenaga penyusun koleksi pustaka yang secara konsisten memasukkan kembali koleksi yang telah dibaca pengguna ke rak penyimpanan sebelum jam tutup perpustakaan.
Untuk dapat melaksanakan dengan baik pada kedua sistem pelayanan ini, diperlukan beberapa persyaratan, antara lain:
1.      Koleksi harus disusun secara sistematis
a.       Koleksi buku/brosur dan leaflet disusun menurut urutan nomor panggilannya
b.      Koleksi majalah menurut bidang subjek luas, yang di dalamnya disusun menurut abjad judul majalah
2.      Koleksi rujukan menurut jenis publikasinya, yang berbentuk buku disusun menurut nomor panggil dan yang berupa majalah disusun menurut abjad judul, namun disimpan di dalam ruang koleksi rujukan
3.      Alat temu kembali koleksi pustaka harus lengkap
a.       Katalog buku/brosur/leaflet. Katalog harus lengkap artinya baik katalog kartu ataupun katalog elektronik, harus dapat ditelusur dari berbagai titik telusur, yaitu dari nama pengarang, judul, lembaga penerbit maupun subjek
b.      Katalog majalah, katalog ini penting untuk menunjukkan judul-judul majalah yang dimilki perpustakaan. Selain informasi mengenal judul juga diperlukan juga data tentang volume, nomor, dan tahun penerbitnya agar pengguna dapat memastikan apaka ia akan menggunakan koleksi majalah perpustakaan tersebut atau harus mencari di perpustakaan lain yang memiliki volume/nomor tertentu.
c.       Indeks artikel majalah dan monograf analitik. Indeks tersebut biasanya memuat judul-judul artikel yang dikuti dari majalah dan buku/monograf semacam prosiding, risalah dan lain-lain yang isinya terdiri atas artikel/karya tulis
d.      Bibliogarfi, fungsinya seperti katalog atau indeks, ada bibliogarfi yang disusun menurut suatu cakupan subjek tertentu, ada pula yang memuat subjek terbitan suatu negara.

PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Sistem pelayanan perpustakaan ada dua macam yaitu sistem pelayanan tertutup dan sistem pelayanan terbuka
2.      Pada pelayanan sistem tertutup pengunjung tidak diperkenankan masuk rak-rak buku untuk membaca ataupun mengambil sendiri koleksi perpustakaan. Sedangkan sistem terbuka membebaskan pengunjung ke tempat koleksi perpustakaan dijajarkan.
3.      Untuk dapat melaksanakan dengan baik pada sistem pelayanan terbuka dan tertutup diperlukan beberapa persyaratan yaitu oleksi harus disusun secara sistematis dan Alat temu kembali koleksi pustaka harus lengkap.
B.     Saran
Dengan adanya penjelasan tentang sistem pelayanan perpustakaan diharapkan pembaca dapat mengerti dan memhami. Kita bisa memilah-milah sistem pelayanan yang paling baik dan yang kemudian dapat kita terapkan atau menjadi pedoman kita.
Penulis mengharapkan setelah membaca makalah ini pembaca benar-benar paham dan kemudian dapat menjadi sebuah ilmu yang menambah wawasan kita tentang sistem pelayanan dan sistem peminjaman perpustakaan yang nantinya akan sangat berguna bagi kemajuan perpustakaan di Indonesia.

Nama : Raihanul Jannah
NIM  : 13040112130026
Kelas : A
Jurusan : Ilmu Perpustakaan
Judul : Sistem Pelayanan Perpustakaan
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS DIPONEGORO